Ratusan Vendor Smartphone di China Kalah Saing dan Berguguran

http://www.enterberita.com/wp-content/uploads/2016/01/akibat-bermain-ponsel-terlalu-sering.jpg

Negeri China dikenal sebagai negeri yang menjadi pusat industri ponsel berbagai merk ponsel dengan banyak nya pemakai lokal. Pada tahun 2014, China memiliki lebih kurang 500 merk ponsel yang tersebar di China. Namun sekarang hanya menyisakan lebih kurang 100. Begitu yang dikatakan oleh Mai Donghia, Vice President ZTE.

Masyarakat China sekarang hanya berminat menggunakan ponsel yang memiliki merk yang sudah menjanjikan contohnya seperti Iphone, Samsung, Huawei, Xiaomi, Oppo dan Vivo. Sehingga mengakibatkan ratusan vendor di China kolaps tidak sanggup survive.

"Industri ini akan berkonsolidasi menjadi hanya beberapa pemain besar di masa depan, tidak lama lagi," begitu yang dikatakan oleh Lin Renxiang, analis industri di iResearch.

Dikutip dari South Morning China Post, empat teratas vendor ponsel lokal paling laku di China saat ini adalah Huawei, Xiaomi, Oppo dan Vivo. Tahun 2015 lalu menurut biro riset IDC, mereka menguasai 45% pasar domestik China. Dan juga cukup berkibar di mancanegara hingga Indonesia.

"Brand yang lebih kecil dulu memang laku. Namun sekarang dengan bantuan internet serta kampanye marketing yang intensif, semua orang jadi tahu ponsel merek papan atas dan berbondong ingin membelinya," kata Lin.

"Manufaktur besar juga memiliki daya tawar lebih soal urusan suplai dan mampu menekan ongkos produksi menjadi lebih rendah dibandingkan pemain yang lebih kecil,".

Ding Xiuhong, pendiri vendor smartphone kecil bernama Dakele membenarkan pernyataan tersebut. "Kompetisi berlangsung sangat cepat dan lebih kejam dari yang kami bayangkan," tambahnya.

Selain harus bersaing dengan vendor lokal seperti Xiaomi, Oppo, Huawei dan Vivo, mereka juga akan bersaing dengan vendor-vendor asing seperti Iphone dan Samsung. Jadi vendor-vendor kecil yang berada di China bekerja keras dan meningkatkan kualitas dari ponsel yang dihasilkan untuk dapat bertahan.